Selasa, 03 April 2012

Maaf Tak Kan Pernah Cukup

Hati manusia bagaikan selembar kertas putih.
Dan "kejadian" bagaikan sebuah pensil.
Seperti apa yg bisa dilakukan pensil terhadap kertas, seperti itulah yg "kejadian" lakukan pada hati manusia, meninggalkan tanda, meninggalkan makna.

Sebagian besar dari kita tentu pertama kali belajar menulis menggunakan pensil, dengan alasan: agar ketika kita melakukan kesalahan, kita bisa menghapusnya dan mengulangnya dari awal.
Hal ini juga yg kita pahami dalam kehidupan: ketika kita melakukan sebuah kesalahan, kita selalu bisa menghapusnya dengan meminta maaf.

Kita selalu bisa kembali menghapus apa yg telah kita tulis di atas kertas, dan membuat kertas tersebut kembali putih. Namun ada detil yg selalu terlewat oleh kita, yaitu ketika kita menghapus tulisan pensil di atas kertas, bekasnya tak kan mungkin hilang sama sekali. Kalau kita perhatikan, bekas tulisan itu akan selalu ada, walau tidak sejelas sebelum dihapus. Dan semakin sering kita mengulanginya, menulis dan menghapusnya, ternyata kertas itu akan terus bertambah rusak, bahkan bisa terkoyak ketika terlalu sering dilakukan.

Seperti itulah respon hati manusia terhadap kesalahan dan permintaan maaf. Ketika kita menyakiti hati orang lain dengan melakukan kesalahan, kita selalu bisa meminta maaf dan kembali berhubungan baik, tapi ingatlah kawan: kesalahn itu tak akan pernah dilupakan, walaupun telah dimaafkan. Selalu ada bekas tentang kejadian di hati manusia, terutama sebuah kesalahan. Selalu ada kerusakan pada hati yg telah disakiti, meskipun maaf telah diberikan.

Kawan, maaf tak akan pernah cukup untuk menghapuskan kesalahan yg telah kita buat.
Manusia memang tempatnya salah, tapi selalu ada yg bisa kita usahakan:
1. Jangan pernah ulangi kesalahan yg sama, karena itu akan memperbesar luka yg telah ada. Berusahalah, belajarlah dari kesalahan masa lalu.
2. Berfikirlah 2 x sebelum berkata dan bertindak, karena hanya ada penyesalan ketika kita terlanjur berbuat sebuah kesalahan.

Maaf tak akan pernah cukup, Kawan!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar